Selasa, 21 Juni 2016

kebudayaan lampung

kebudayaan lampung

1.    Rumah Adat

Rumah adat daerah Lampung dinamakan Rumah Sesat. Rumah sesat tersebut digunakan untuk musyawarah tertinggi antara marga-marga. Jambat Agung atau Lorong Agung adalah nama tangga menuju Rumah Sesat sebagai perlambang marga Lampung. Di atas Lorong Agung terdapat 3 macam payung berwarna : putih, kuning, dan merah. Putih untuk tingkat marga, kuning untuk tingkat kampong, dan merah untuk tingkat suku.
Rumah Adat Lampung
2.    Pakaian Adat

Pria Lampung memakai pakaian adat berupa tutup kepala, baju jas dengan leher tertutup, celana panjang dan berkain songket yang melingkar di pinggang. Sebilah belati terselip didepan perut.

Wanitanya memakai tutup kepala melebar dengan bentuk yang khas. Bajunya disebut kawai sadariah dan berkain songket. Perhiasan yang dipakainya adalah anting-anting, pending dan gelang pada kedua belah tangannya. Pakaian ini dipakai sewaktu menghadiri upacara adat dirumah orang tua atau mertua.
Pakaian Adat Lampung
3.    Tari-tarian Daerah Lampung

a.    Tari Jangget, adalah tarian untuk upacara-upacara peradatan. Tarian ini melambangkan keluhuran budi dan susila rakyat Lampung.
b.    Tari Melinting, merupakan sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat Lampung. Menceritakan tentang kunjungan Sunan Gunung Jati keKEratuan Pugung. Sunan akhirnya jatuh hati kepada Putri Sinar Alam yang sedang menarikan tari Melinting.
c.    Tari Negak Kayu Hagha, tari ini dianggap berdasarkan tradisi daerah Lampung. Keseluruhannya menggambarkan muda-mudi saat mereka bergembira ria mendirikan Kayu Hagha, permainan sejenis panjat pinang yang diadakan sehabis pesta perkawinan.
d.    Tari Bedana, adalah tari pergaulan yang mengandung pengaruh seni dan budaya islam.
Tari Melinting
4.    Senjata Tradisioal

Senjata tradisioal Lampung, yang terkenal adalah Terapang. Ulu terapang terbuat dari kayu dengan ukiran kepala orang atau burung sebagai lambing keberanian. Senjata terkenal lainnya adalah payan, beladau, penduk, badik, dan keris.
Terapang
5.    Suku

Suku dan marga yang terdapat di daerah Lampung adalah: Melayu, Lampung, Rawas, PAsemah, Semendo, dan lain-lain.

6.    Bahasa Daerah : Lipang Lipangdang.

kebudayaan bangka belitung

Wisata Adat dan Budaya di Kabupaten Bangka

Upacara Adat Rebo Kasan

pict4291_277Upacara adat Tolak Bala disimbolkan dengan ' ketupat lepas ' dan 'air wafa' yang dilaksanakan secara turun temurun oleh penduduk desa Air Anyir, Kecamatan Merawang. Merupakan agenda tahunan setiap tanggal 24 safar (hijriyah).
Traditional ceremony warding off mishap symbolized by 'ketupat lepas' and 'air wafa' maintained from generation to generation by the inhabitants of Air Anyir village, sub-district of Merawang. This annual event is held every 24 Shafar (Isalmic Calendar).

Tradisi Sepintu Sedulang

pict9080_277Jiwa gotong royong masyarakat Bangka cukup tinggi. Warga masyarakat akan mengulurkan tangannya membantu jika ada anggota warganya memerlukan. Semua ini berjalan dengan dilandasi jiwa Sepintu Sedulang, dapat disaksikan pada saat panen lada, acara-acara adat, peringatan hari-hari besar keagamaan, perkawainan dan kematian.
Tradisi ini lebih dikenal dengan sebutan " Nganggung ", yaitu kegiatan setiap rumah mengantarkan makanan dengan menggunakan dulang, yakni baki bulat besar.
The coorperation spirit of Bangka people is quite strong and deep rooted. People well easily lend their hand to help when needed. This spirit is based on Sepintu Sedulang philosophy (together in good time and bad time). This can be seen for example during pepper harvest, traditional functions, religius ceremonies, wedding, and funeral. This tradition is better know as "Nganggung", where each household delivers dishes of food in a 'dulang' (large rounded tray).

kebudayaan aceh

kebudayaan Nanggroe Aceh Darussalam


1. Rumah Adat

Rumah adat Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah adat Aceh dibuat dari kayu meranti dan berbentuk panggung. Mempunyai 3 serambi yaitu Seuramoe Keu (serambi depan), Seuramoe Inong (serambi tengah) dan Seuramoe Likot (serambi belakang). Selain itu ada pula rumah adat berupa lumbung padi yang dinamakan Krong Pade atau Berandang.

2. Pakaian Adat

Pakaian adat yang dikenakan pria Aceh adalah baju jas dengan leher tertutup (jas tutup), celana panjang yang disebut cekak musang dan kain sarung yang disebut pendua. Kopiah yang dipakainnya disebut makutup dan sebilah rencong terselip di depan perut.
Wanitanya memakai baju sampai kepinggul, celana panjang cekak musang serta kain sarung sampai lutut. Perhiasan yang dipakai berupa kalung yang disebut kula, pending atau ikat pinggang, gelang tangan dan gelang kaki. Pakaian ini dipergunakan untuk keperluan upacara pernikahan.

Tari-tarian Aceh

a. Tari Seudati, berasal dari arab dengan latar belakang agama islam. Sebuah tarian dinamis penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini sangat disenangi dan terkenal di Aceh.
b. Tarian Saman Meuseukat, dilakukan  dalam posisi duduk berbanjar dengan ajaran kebajikan, terutama ajaran agama islam.
c. Tarian Pukat, adalah tarian yang melambangkan kehidupan para nelayan dari pembuatan pukat hingga mencari ikan.
d. Tari Rebana, merupakan tari kreasi yang menekankan pada keterampilan memainkan alat musik "rebana" dalam mengiringi gerak-gerak lincah khas Aceh. Tari ini biasa ditampilkan dihadapan tamu-tamu agung.

kebudayaan sumatera utara

kebudayaan sumatera utara

Berikut Uraian singakat dari budaya Sumatera Utara : 

1. Rumah Adat 
Rumah adat Sumatera Utara dinamakan Parsakitan dan Jabu Bolon. Jabu Parsakitan adalah rumah adat di daerah Batak Toba, tempat penyimpanan barang-barang pusaka dan tempat penyimpanan barang-barang pusaka dan tempat pertemuan untuk membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan adat. Jabu Bolon adalah rumah pertemuan suatu keluarga besar. Berbentuk panggung dan ruang atas untuk tempat tinggal bersama-sama, Tempat tidur lebih tinggi dari dapur.
2. Pakaian Adat
Di daerah Tapanuli Utara tenunan tradisionalnya disebut ulos. Kain ulos itu terdiri dari beberapa macam yang harga dan fungsinya berbeda-beda. Misalnya: Ulos Godang, Sibolang, Mangiring, Sitoluntuho, Ragi Hidup, Sadum, dan Ragi Hotang.
Pada upacara adat kaum pria mengenakan tutup kepala yang disebut sabe-sabe dari ulos mangiring. Di bahunya disampirkan Ulos Ragi Hotang dan mengenakan kain sarung. Kaum wanitanya menegenakan Ulos Sadum yang disampirkan di kedua bahunya dililit dengan Ulos Ragi Hotang dan mengenakan sarung suji.
 3. Tari-tarian Daerah Sumatera Utara
a. Tari Serampang Dua Belas, sebuah tari melayu dengan irama joged. Diiringi musik dengan pukulan gendang ala Amerika Latin. Serampang Dua Belas merupakan tari pergaulan, baik bagi muda-mudi maupun orang tua.
b. Tari Tor-tor, sebuah tari dari daerah Batak dengan latar belakang falsafah peradatan dan ditarikan dalam suasana khusuk.
c. Tari Marsia Lapari, tari garapan ini menggambarkan kegiatan gadis-gadis Sumatera Utara yang senantiasa saling membantu dalam menggarap sawah. Olahan tari didasarkan unsur gerak tari daerah Tapanuli Selatan yang diramu dengan unsur daerah lain, dengan iringan musik gondang sembilah.
d. Tari Manduda, suatu bentuk tarian rakyat Simalungun yang bersuka ria di masa panen padi.

kebudayaan sumatera selatan

Kebudayaan Sumatera Selatan

Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di wilayah selatan pulau Sumatera dengan ibukota Palembang. Seperti sebagian besar kebudayaan provinsi lain di pulau Sumatera, kebudayaan provinsi Sumatera Selatan sebagian besar terpengaruh oleh budaya Melayu. Selain itu, ada beberapa kebudayaan yang terpengaruh oleh Islam, dan ada pula yang dipengaruhi oleh kebesaran dari kerajaan Sriwijaya. Kekayaan budaya Sumatera Selatan meliputi rumah adat, pakaian adat, berbagai jenis tarian, juga makanan khas dari daerah tersebut. Kekayaan budaya Sumatera Selatan tidak hanya mahsyur di wilayah Sumatera Selatan itu sendiri.
Di seluruh penjuru Indonesia, berbagai kebudayaan Sumatera Selatan terkenal, bahkan digemari banyak orang. Sebut saja rumah Limas, rumah ini banyak diadaptasi pembuatannya oleh masyarakat di berbagai daerah karena pembuatannya yag tidak rumit. Selain itu, tenun songket juga menjadi kain khas yang digemari oleh banyak orang. Makanan khasnya, yaitu Pempek, tidak hanya menjadi makanan kegemaran orang Palembang. Masyarakat Indonesia di berbagai daerah juga sangat menyukai jenis makanan yang satu ini. Selanjutnya, berbagai kebudayaan di Sumatera Selatan tersebut akan dijelaskan lebih rinci melalui penjelasan berikut.
1. Rumah Adat – Rumah Limas
rumah limas
Rumah limas
Kebudayaan suatu daerah tidak dapat dilepaskan dari rumah adat dari daerah tersebut. Setiap daerah memiliki ciri khas dalam pembangunan rumah mereka. Rumah Limas merupakan rumah adat provinsi Sumatera Selatan. Arsitektur rumah adat ini dipengaruhi oleh budaya Islam dan budaya Melayu. Meskipun rumah adat ini asli milik Sumatera Selatan, nyatanya banyak masyarakat yang mengadaptasi bentuk limas dari rumah tersebut.
Rumah adat Limas memiliki luas antara 400 sampai dengan 1000 meter persegi. Keseluruhan rumah, bertopang pada tiang-tiang kayu yang tertenam di tanah. Rumah Limas terbagi menjadi beberapa bagian yakni ruangan utama (ruang gajah), pangkeng (bilik tidur), dan pawon (dapur). Ruang utama (ruang gajah) terletak ditingkat teratas dan tepat di bawah atap limas. Di ruangan ini terdapat Amben atau ruang musyawarah. Ruangan ini merupakan pusat dari rumah Limas, baik untuk keperluan adat maupun dari dekorasinya.
Bagian Pangkeng merupakan bilik tidur. Bagian ruang ini terdapat di sisi kanan atau sisi kiri. Untuk memasuki ruang Pangkeng ini, harus dilakukan dengan melewati sebuah penutup pintu yang berbentuk kotak. Kotak tersebut berfungsi sebagai tempat penyimpanan berbagai perkakas.
Di bagian belakang terdapap Pawon. Pawon merupakan bagian dapur dari rumah adat ini. Kata “pawon” sebenarnya tidak hanya dikenal di Sumatera Selatan. Masyarakat Jawa, selain mengadaptasi bentuk rumah Limas, juga mengenal kata “pawon” untuk menyebutkan posisi dapur di rumah mereka.
Berbagai bagian dan juga posisi yang ada dalam rumah Limas memiliki filosofi kehidupan. Rumah tersebut secara filosofi mengatur sistem keprotokolan yang rapi dan teratur. Tempat duduk para tamu untuk bersedekah di ruang Gajah juga diatur berdasarkan posisinya di masyarakat.


2. Pakaian Adat – 
Seperti halnya rumah adat, pakaian adat juga merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari ciri khas suatu daerah. Sumatera Selatan memiliki pakaian khas yang tersusun dari bagian atas hingga bawah. Bagian kepala, mereka seringkali menggunakan mahkota sebagai penghias. Bagian tubuh, mereka menggunakan penutup tubuh yang terbuat dari kain songket. Kain songket ini menutup tubuh hingga ke bagian bawah (kaki). Seperti halnya di daerah lain, pakaian adat sering dipakai pada acara-acara yang bersifat sakral, seperti pada upacara pernikahan.
Kain songket yang dipakai pada pakaian tradisional Sumatera Selatan merupakan jenis kain yang sangat terkenal di penjuru nusantara. Popularitasnya tidak kalah jika dibandingkan dengan batik. Kain songket tidak hanya sering dibuat untuk pakaian tradisional. Banyak perancang busana yang menggunakannya untuk pembuatan pakaian modern. Selain itu, kain songket juga sering digunakan untuk pembuatan sarung.